7/07/2013

DAJJAL: MANUSIA PALING BERBAHAYA DI DUNIA

DAJJAL; Manusia Paling Berbahaya di Dunia. Penulis Lukman Hakim Zuhdi Setiap muslim harus mengetahui dan meyakini 6 (enam) komponen rukun iman, yakni iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat, iman kepada kitabullah, iman kepada rasul, iman kepada hari akhir, serta iman kepada qadha dan qadhar. Hari akhir atau hari kiamat memang tidak ada yang tahu kapan persis peristiwanya. Namun, Rasulullah SAW sudah memberitahu, di antara tanda-tanda menjelang terjadinya hari kiamat ialah munculnya Dajjal. Ulama ahlus sunnah wal jamaah, ahli hadits, ahli fiqh, dan para peneliti Islam merasa tertarik untuk mengorek identitas dan gambaran Dajjal. Pendapat, analisa dan penjelasan mereka mengenai Dajjal yang didasarkan pada ayat Al-Quran Al-Karim dan sabda Rasulullah SAW telah dituangkan dalam berbagai kitab dan karyanya. Di antaranya kitab Shahih Bukhari, Shahih Muslim, At-Turmudzi, Ibnu Majah, Imam Ahmad, An-Nihayah, Fathul Bari, Lum’atul I’tiqad, Shahihul Jami’, dan Ash-Shahihah. Kitab tersebut yang menjadi referensi bagi penulisan tema ini. Semoga bermanfaat. Siapakah Dajjal? Secara bahasa, Dajjal artinya manusia pendusta (kadzdzab) dan penipu ulung (mumawwih). Dajjal tergolong manusia yang paling besar penipuannya terhadap manusia lain, karena dia mengaku sebagai Tuhan. Dalam pengertian agama, Dajjal adalah manusia dari golongan Bani Adam yang diciptakan oleh Allah SWT dan akan dimunculkan pada akhir zaman sebagai fitnah dan ujian terbesar bagi umat manusia di seluruh bumi ini. Pada satu waktu, Rasulullah SAW sudah secara tegas mengingatkan, sesungguhnya tidak ada makhluk di muka bumi ini sejak Allah SWT menciptakan Nabi Adam alaihis salam sampai hari kiamat yang fitnahnya lebih besar daripada Dajjal. Sesuai rencana dan misinya, Dajjal berusaha menyesatkan manusia sebanyak-banyaknya dari jalan Allah SWT. Tidak ada seorang pun yang akan selamat melainkan orang-orang yang berusaha menyelamatkan dirinya, kemudian dijemput oleh rahmat Allah SWT. Sabda Rasulullah SAW tersebut menunjukkan bahwa Dajjal bukan makhluk gaib dan halus sebangsa setan atau jin yang tidak dapat dilihat oleh panca indera. Wujudnya sungguh sangat nyata, bukan semata ilusi atau kamuflase. Semua nabi, sejak Nabi Adam alaihis salam hingga Rasulullah SAW, sudah memberi tahu sekaligus memperingatkan umatnya akan datangnya Dajjal. Kehadiran Dajjal sebagai salah satu pertanda kuat semakin dekatnya hari kiamat. Untuk itu, sebagai orang beriman, kita wajib mengakui keberadaan sekaligus meyakini keluarnya Dajjal, karena hal ini termasuk dalam makna iman kepada hari akhir. Bentuk dan Keberadaan Dajjal Sebagai makhluk yang termasuk kasat mata dan memiliki panca indera, Dajjal mudah sekali dikenali dari bentuk fisik dan sifatnya. Berikut ini di antara tanda-tandanya, sebagaimana telah disinggung Rasulullah SAW. Pertama, matanya buta sebelah kanan, sehingga tidak bercahaya dan tidak bisa melihat benda apapun yang ada dihadapannya. Kedua, pada mata sebelah kiri terdapat daging tumbuh, seperti buah anggur yang menonjol. Ketiga, kepalanya kecil, namun banyak bergerak. Keempat, rambutnya sangat keriting seperti terjalin atau dipintal dan kusut masai. Kelimat, bertubuh besar, tapi pendek. Keenam, kulit sekujur badannya putih, sebagaimana hewan keledai berwarna putih. Ketujuh, lehernya lebar. Kedelapan, dahinya lebar dan tertulis huruf hijaiyyah ك ف ر, yang berarti kafir. Tulisan yang tidak akan pernah dapat dihilangkan itu –sekalipun oleh Dajjal sendiri– bisa dibaca oleh siapa saja yang di hatinya ada keimanan kepada Allah SWT, meskipun orang itu sebenarnya tidak bisa menulis atau membaca tulisan. Namun, tulisan yang terdiri dari tiga huruf itu tidak dapat dibaca oleh orang-orang yang akan disesatkan dan terkena fitnah Dajjal. Kesembilan, Dajjal berjenis kelamin laki-laki dan usianya tidak tua. Kesepuluh, Dajjal tidak berketurunan. Maksudnya, Dajjal tidak memiliki ayah, ibu, kakek, nenek, istri, anak, kakak, adik, keponakan, saudara, maupun kerabat lainnya. Mengenai bagaimana Dajjal bisa lahir ke dunia dan tumbuh besar, hanya Allah SWT yang maha mengetahuinya. Namun, Dajjal tetap makan, minum, duduk, berjalan, dan bergerak, layaknya manusia biasa. Setelah kita mengenali ciri-ciri Dajjal, maka kita bisa membayangkan wujud utuhnya yang menyeramkan. Pertanyaan berikutnya, benarkah Dajjal sudah ada? Pada suatu masa di sebuah masjid, Rasulullah SAW menuturkan kepada para sahabatnya bahwa ada seseorang bernama Tamim Ad-Dari. Dahulu ia penganut agama Nasrani. Beruntung, ia memperoleh hidayah (petunjuk) dari Allah SWT, sehingga datang kehadapan Rasulullah SAW untuk berbai’at dan masuk Islam. Tidak lama kemudian, Tamim Ad-Dari bercerita kepada Rasulullah SAW. Sebelumnya Tamim Ad-Dari naik kapal bersama 30 orang dari Kabilah Lakhm dan Judzam. Tiba-tiba mereka dipermainkan ombak dahsyat hingga tak terasa sudah berada di tengah lautan selama satu bulan. Akhirnya mereka terdampar di sebuah pulau di tengah lautan itu saat tenggelamnya matahari. Mereka pun menaiki perahu-perahu kecil untuk menepi. Setelah itu, Tamim Ad-Dari beserta rombongan memasuki pulau asing yang tak dikenalnya hingga menjumpai satu binatang berambut sangat lebat dan kaku yang tidak jelas rupanya. Tidak terlihat rasa takut pada diri mereka. Hebatnya, binatang aneh itu bisa berbicara dan menyuruh mereka pergi ke sebuah rumah yang tidak jauh dari tempat itu seraya menunjukkan arahnya. Mereka segera menuju tempat yang dimaksud, lantas memasukinya. Ternyata, di dalamnya ada seseorang bertubuh besar yang kedua tangannya terikat dengan lehernya, antara dua lututnya dan dua mata kakinya terikat dengan besi yang amat kuat. Orang itu menanyakan identitas dan tujuan kehadiran mereka. Rupanya komunikasi antara mereka dengan orang itu berjalan lancar, layaknya seseorang bertemu sahabat lamanya. Singkat cerita, sebelum mereka keluar dari wilayah itu, secara mengejutkan orang itu mengungkapkan jatidiri dan menyebut namanya Dajjal. Tentu saja pengalaman perjalanan Tamim Ad-Dari bersama rombongannya membuat takjub sekaligus diyakini kebenaran kisahnya oleh Rasulullah SAW. Fakta tersebut jelas membuktikan bahwa Dajjal kini sudah ada di suatu tempat yang tidak mungkin semua orang dapat mengunjunginya. Rasulullah SAW kemudian mengatakan, Dajjal berada di lautan Syam atau lautan Yaman, seraya beliau mengisyaratkan dengan tangannya ke arah timur dari Kota Madinah. Kemunculan Dajjal Suatu hari, Ummul Mukminin Hafshah binti ‘Umar bercerita kepada Abdullah bin ‘Umar bahwa Rasulullah SAW mengatakan, Dajjal suatu saat muncul dari tempat persembunyiannya hanyalah karena satu amarah yang ia rasakan. Lebih lanjut Rasulullah SAW mengingatkan, kelak Dajjal akan keluar dari sebuah jalan yang terletak di antara negeri Syam dan Irak. Ia berjalan ke kiri dan ke kanan, tanpa arah yang tidak diketahuinya, seperti orang kebingungan. Sebelum Dajjal menampakkan dirinya dihadapan publik, menurut Rasulullah SAW, ada beberapa peristiwa besar yang menandainya. Pertama, banyaknya orang yang tewas ketika kaum muslimin melawan bangsa Romawi. Pada saatnya nanti akan terjadi peperangan dahsyat antara kaum muslimin yang diserang terlebih dahulu oleh orang dan pasukan dari Romawi. Kaum muslimin rela mati demi membela akidah dan agamanya. Mereka tak akan kembali dari pertempuran kecuali dalam keadaan menang. Peperangan berlangsung hingga berhari-hari, siang maupun malam, tanpa henti. Pada akhirnya, kaum muslimin yang berhasil memenangkan pertarungan sengit itu. Jumlah pihak musuh yang terbunuh sangat banyak. Bahkan, jumlah yang tewas diperkirakan merupakan jumlah korban terbesar dalam sejarah peperangan manusia. Beberapa hari berikutnya, terdengar kabar bahwa Dajjal segera memasuki wilayah mereka. Spontanitas para penduduknya lari kocar-kacir demi menyelamatkan diri. Kedua, banyaknya kemenangan yang diraih kaum muslimin. Rasulullah SAW bersabda, pada masanya nanti kaum muslimin akan berperang melawan jazirah Arab, Allah SWT lalu memberikan kemenangan. Selanjutnya kaum muslimin memerangi Persia dan kemenangan pun bisa diraih. Berikutnya kaum muslimin memerangi Romawi dan kekalahan telak berpihak pada musuh. Kemenangan terakhir ketika kaum muslimin berperang melawan Dajjal. Ketiga, tatkala kaum muslimin berhasil menguasai Konstantinopel (dahulu merupakan ibukota Romawi Timur. Sekarang bernama Istanbul). Keempat, Dajjal keluar ketika telah sedikitnya orang Arab. Mereka lari ke gunung-gunung untuk menghindari kehadiran Dajjal, sehingga jumlah orang Arab di tanah kelahirannya sendiri menjadi sedikit. Sebelumnya, mereka telah mendengar berita bahwa Dajjal akan menyambangi kota mereka. Kelima, sebelum keluarnya Dajjal, manusia tertimpa tiga paceklik dahsyat, sehingga mengalami kelaparan. Allah SWT memerintahkan langit pada tahun pertama untuk menahan sepertiga hujan, memerintahkan bumi untuk menahan sepertiga tumbuhannya. Allah SWT kemudian memerintahkan langit pada tahun kedua untuk menahan dua pertiga hujannya dan memerintahkan tanah untuk menahan dua pertiga tanamannya. Selanjutnya Allah SWT memerintahkan langit pada tahun ketiga menahan semua hujannya, tak ada yang turun satu tetes pun dan memerintahkan tanah untuk menahan semua tumbuh-tumbuhan. Kehebatan dan Pengikut Dajjal Pada awal kehadirannya, Dajjal menyeru manusia supaya kembali kepada ajaran agama Islam, karena ia mengaku seorang muslim yang taat. Setelah orang ramai-ramai mempercayai, ia kemudian menyebut dirinya nabi. Orang-orang semakin meyakininya, sebab Dajjal memiliki kemampuan aneh dan luar biasa. Mereka lantas menyebut Dajjal sebagai ‘orang sakti’. Selang beberapa waktu, pasca Dajjal memiliki banyak pengikut yang patuh dan pendukung yang mau menyembah dirinya, secara terbuka ia mendeklarasikan diri sebagai Tuhan Upaya ‘dakwah’ disertai rayuan manis dan kehebatan yang diperlihatkan Dajjal mampu membius banyak kalangan, hingga mereka tertarik untuk menjadi murid dan pembelanya. Pengaruh Dajjal sungguh kuat dan cepat menyebar. Allah SWT memang memberikan ‘keistimewaan’ tersendiri bagi Dajjal, yang mana manusia lain tidak dianugerahi oleh-Nya. Pertama, Dajjal mampu mendatangi dan menguasai setiap negara serta mengelilingi dunia dalam sekejap. Kecepatannya laksana berhembusnya angin. Namun, Kota Makkah dan Madinah yang tidak bisa dimasuki Dajjal. Kedua, Dajjal mengaku membawa surga dan neraka, bahkan sanggup memasukkan semua orang ke dua tempat itu, sekehendak dirinya. Padahal, sebagaimana ditegaskan Rasulullah SAW, surga yang dimaksud Dajjal sebenarnya neraka, dan neraka yang dikatakannya sebetulnya surga. Jadi, orang yang beriman dan mendapat perlindungan dari Allah SWT, pastilah memilih neraka milik Dajjal. Ketiga, Dajjal mampu melakukan penipuan dengan merubah wujud seseorang menjadi apa saja, semau hawa nafsunya. Keempat, Dajjal membunuh satu jiwa, kemudian langsung menghidupkannya kembali. Setelah itu, ia tidak bisa menghabisi nyawa orang itu lagi, apalagi untuk mengembalikannya pasca dipisahkan nyawa dari raganya. Kelima, Dajjal menggergaji seseorang hingga putus dan terpotong-potong, lalu mengembalikannya keadaan semula. Hal ini sengaja dilakukan Dajjal dihadapan para pengikutnya agar mereka tidak ragu dengan segala kelebihan dan statusnya sebagai Tuhan. Keenam, Dajjal memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, seketika turunlah hujan untuk menyirami bumi yang tandus maupun kekeringan. Pada kesempatan lain, ia memerintahkan bumi untuk menjadi subur dan menumbuhkan tanaman, maka tumbuhlah tanaman. Tanaman dan buah-buahan yang sudah matang akan dimanfaatkan oleh para pengikutnya, termasuk hewan ternak milik mereka. Hewan ternak yang bisa dimanfaatkan manusia, seperti sapi, maka akan diperas air susu dan disantap dagingnya. Ketujuh, Dajjal mampu mengeluarkan harta benda dari dalam rumah atau gedung yang terkena reruntuhan, tanpa menggunakan alat apapun dan bantuan siapapun. Harta itu kemudian digunakan untuk diri dan pengikut setianya. Kedelapan, keluarnya air, mengalirnya sungai, berputarnya gunung, menyalanya api, serta produksi dan distribusi makanan roti, semuanya dikendalikan Dajjal. Dalam bahasa sederhana, segala kenikmatan dunia berada digenggaman Dajjal. Bila merujuk pada sabda Rasulullah SAW, maka jumlah pengikut yang berhasil dikumpulkan Dajjal dalam tempo singkat sekitar ratusan ribu orang dari berbagai etnis. Kelompok terbanyak berasal dari kalangan Yahudi Ashbahan, ‘ajam (orang-orang non Arab), bangsa Turki, a’rabi (orang Badui bodoh yang berada di kawasan Arab), dan kaum wanita. Kaum wanita mudah sekali terpengaruh dan menjadi umat Dajjal, karena selalu silau oleh pesonanya. Sebanyak 70.000 dari golongan Yahudi Ashbahan (sebuah kota di Iran) memakai pakaian tebal dan bergaris, bermahkota dan mengenakan thayalisah (sejenis kain yang dipakai di pundak). Perlu disadari, seluruh pengikut Dajjal adalah orang-orang jahat yang senang berbohong. Adapun orang yang tidak percaya dan tidak mau mengikuti bujuk rayu Dajjal, maka nasibnya mengenaskan, yakni seluruh harta benda mereka dirampas dan kehidupannya selalu diusik. Cara Menghadapi Dajjal Dalam suatu kesempatan, Rasulullah SAW berkata kepada para sahabatnya, aku takut bila kelak kalian bertemu Dajjal. Jika Dajjal keluar dan aku masih ada di antara kalian, niscaya aku akan menjadi pelindung kalian. Namun manakala Dajjal keluar ketika aku telah tiada, maka setiap muslim akan menjadi pembela dirinya sendiri. Allah SWT yang akan menjaminku membela setiap muslim. Seperti diketahui, Rasulullah SWT sudah wafat sejak lama. Jasadnya telah dikebumikan. Tetapi, sebelum meninggal dunia, sebagai bukti kecintaan terhadap umatnya, beliau memberikan kiat-kiat khusus bilamana Dajjal mendatangi setiap umatnya yang berniat ingin mengalihkan akidahnya dari ajaran Rasulullah SAW. Pertama, berpegang teguh kepada agama Islam sesuai ketentuan Al-Quran dan hadis Rasulullah SAW, bersenjatakan iman dan mengetahui nama-nama Allah serta sifat-sifat-Nya yang tidak ada seorang pun menyamai-Nya. Kedua, rutin berdoa setelah tasyahud (takhiyat) akhir dalam setiap sholat lima waktu agar terhindar dari fitnah, kejahatan dan kekejian Dajjal. Dengan demikian, kita berharap Allah SWT akan senantiasa menjaga keimanan kita, sehingga jika kita meninggal dunia dalam keadaan khusnul khotimah (akhir yang baik). Ketiga, membaca –lebih baik lagi bila menghafal– sepuluh ayat dari surat Al-Kahfi, baik awal ataupun akhirnya, dihadapan Dajjal. Dengan cara itu, insya Allah kita selamat dari segala gangguannya. Keempat, jika kita telah mendengar berita keluarnya Dajjal, maka segera lari dan menjauh darinya. Setelah itu, kita mencari tempat perlindungan yang benar-benar aman, seperti Masjidil Aqsha di Palestina, Bukit Tursina di Palestina, Kota Makkah dan Madinah. Kedua tempat suci yang disebutkan terakhir itu tidak akan pernah dimasuki Dajjal maupun para pendukungnya. Menurut keterangan dari Rasulullah SAW, kelak Kota Madinah memiliki tujuh pintu yang selalu dijaga oleh para malaikat. Setiap celahnya ada dua malaikat yang berjaga-jaga, yang akan membunuh Dajjal bila Dajjal nekat menginjak tanahnya. Anehnya, kendati Dajjal sudah dijuluki sebagai manusia paling berbahaya di dunia, namun nanti ada orang beriman yang malah mendekati Dajjal, sebab menganggap Dajjal sebagai pahlawan dan orang suci. Orang-orang itu tentulah yang tidak mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Terbunuhnya Dajjal Berapa lamakah Dajjal menyebar kebohongan dan membuat keonaran di muka bumi? Pertanyaan ini menarik untuk dijawab, mengingat setelah Dajjal mati, maka hari kiamat segera tiba. Beberapa riwayat setuju menyebutkan, Dajjal akan tinggal di bumi ini selama 40 hari; hari pertama lamanya satu tahun, hari kedua lamanya satu bulan, hari ketiga lamanya satu pekan, hari keempat dan seterusnya lamanya seperti hari-hari biasa, yakni 24 jam dalam sehari semalam. Keberadaan Dajjal yang sangat meresahkan kehidupan manusia, memunculkan seorang tokoh penyelamat, yakni Imam Mahdi. Imam Mahdi adalah seorang pemimpin Islam yang hadir pada saat umat Islam mengalami kekacauan dengan mengusung misi mendamaikan dunia. Lebih khusus lagi, Imam Mahdi bersama pengikutnya datang untuk meluruskan ajaran agama Islam yang telah dipelintir demi kepentingan dan nafsu bejat Dajjal. Maka, pertempuran dahsyat antara Dajjal melawan Imam Mahdi –termasuk pasukan masing-masing—tak dapat terelakkan. Pada saat yang bersamaan, berkat kekuasaan dan atas izin Allah SWT, Nabi Isa alaihis salam yang ribuan tahun lalu telah diangkat ke langit, ketika itu diturunkan kembali untuk memperkuat pasukan dan membantu Imam Mahdi. Kemunculan putra Siti Maryam yang diyakini umat Islam sampai saat ini belum meninggal dunia itu tepat setelah Dajjal menetap selama 40 hari di bumi. Dajjal kemudian mengetahui dan melihat Nabi Isa alaihis salam ada di hadapannya. Maka, seketika melelehlah tubuh Dajjal sebagaimana garam meleleh di air, dikarenakan rasa gemetar dan takut luar biasa yang menyerang dirinya. Seandainya terus dibiarkan, menurut Rasulullah SAW, niscaya Dajjal akan meleleh hingga binasa. Akan tetapi, ternyata Allah SWT memiliki rencana lain. Rupanya Dajjal kabur, berniat meloloskan diri dari serangan Nabi Isa alaihis salam. Nabi Isa alaihis salam pun mengejarnya. Pertarungan antara keduanya berlangsung sengit. Hingga akhirnya, Nabi Isa alaihis salam berhasil membunuh Dajjal di daerah Bab Ludd (satu negeri dekat Baitul Maqdis, Palestina), dengan menggunakan sebuah tombak. Darah Dajjal seketika membuncah, dan ia pun tewas. Proses matinya sebagaimana manusia pada umumnya meregang nyawa. Allah SWT tidak mungkin kalau tidak menyelipkan hikmah di dalam suatu kejadian, apalagi peristiwa menghebohkan berupa munculnya Dajjal. Ulama sepakat mengatakan, hikmah semua itu semata-mata ujian keyakinan paling besar dari Allah SWT bagi hamba-hamba-Nya. Bagi orang-orang yang ragu dengan keberadaan dan kemunculan Dajjal, niscaya mereka akan kafir. Sedangkan bagi orang-orang yang beriman, maka kian bertambahlah kadar keimanan mereka, sehingga diselamatkan oleh Allah SWT. Wallahu a’lam bis showab.***

7/06/2013

Tulisan Mujaddid mengenai MMA

The Founder of the Ahmadiyya Movement, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, entrusted the task of carrying forward the mission and the work of his Movement to Maulana Muhammad Ali, and that he pronounced the Maulana to be the fit and capable man of performing this task. 1. Hazrat Mirza first assessments of the Maulana Shortly after the young Muhammad Ali joined the Ahmadiyya Movement, Hazrat Mirza wrote and published the following opinion about him in an announcement: "Among the most sincere friends in our community is Maulvi Muhammad Ali, M.A., who, besides his other qualifications, has also just now passed his law examination. For the past few months, at much loss to his own work, he has been staying with me in Qadian to perform a service to religion by translating some of my writings into English. "During this period in which he has been with me, I have been observing him, both openly and discreetly, to assess his moral character, observance of religion and goodness of behaviour. So, thanks be to God, that I have found him to be a most excellent man as regards religion and good behaviour in all ways. He is unassuming, modest, of a righteous nature, and pious. He is to be envied for many of his qualities. ¦ It is obvious that such promising young men possessing these qualities, who are able and honourable, cannot be found by searching." (Announcement dated 9 August 1899, Majmuà Ishtiharat, vol. 3, p. 137, number 206) Two months later, in another announcement in which Hazrat Mirza mentioned several of the prominent men who had joined the Movement, he writes: "I am very happy that another good young man, having found the grace of God, has joined our community, that is Maulvi Muhammad Ali, M.A., Pleader. I have very good expectations of him. For a long time he has borne a worldly loss in order to stay in Qadian to serve the religion, and is learning the deep knowledge of the Holy Quran from Hazrat Maulvi Nur-ud-Din. "I am sure that my foresight will not go wrong in this, that this young man will make progress in the path of God, and I am sure that by the grace of God he will prove to be so firm in righteousness and love of religion that he will set an example worthy to be followed by his peers. O God, let it be so! Amen, again Amen." (Announcement dated 4 October 1899, Majmuà Ishtiharat, vol. 3, p. 157 158, number 208) In this announcement, Hazrat Mirza has added here a footnote as follows: "All those books of mine which are published after translation into English are translated by Maulvi Muhammad Ali, M.A." 2. Expresses deepest love for the Maulana In a letter to the Maulana in this early period, Hazrat Mirza wrote: "I hold an extremely favourable opinion about you. This is why I have a special love for you. If your nature had not been pure in the sight of God, I could not possibly have thought so well of you, never. I love you fervently from the bottom of my heart, and often pray for you in the five daily prayers. I hope that at some future time these prayers will show their effect. ¦ I am busy praying, with heart-felt passion, for your welfare in this world and the hereafter, and your body and soul, and I am awaiting the effects and results of the prayer." (Facsimile of letter published in Mujahid-i Kabir, page 50) 3. Hazrat Mirza wishes to divide Movement into two! In another early letter to the Maulana, Hazrat Mirza writes: "It has long been my intention to divide my community into two groups. One group consists of those who are partly for this world and partly for religion, and are not able to withstand great trials, nor can they render important services to religion. The other group consists of those who enter through this door with full sincerity and faithfulness and in reality sell themselves in this path. I wish that God would include you in the latter group." (Letter dated 8 May 1899; facsimile in Mujahid-i Kabir, page 32) In these words Hazrat Mirza has presaged the division of his following into two groups indeed he has called it his "intention" one tainted by worldly motives and the other purely devoted to religion, and indicated that Maulana Muhammad Ali will be in the latter group. Fa'tabiruu yaa ulil abshar (QS.59:2) "Maka ambilah itu sebagai pelajaran wahai orang-orang yang mempunyai mata).

Kasyaf dan tulisan Hz Mirza Ghulam Ahmad

In another early letter to the Maulana, Hazrat Mirza writes: "It has long been my intention to divide my community into two groups. One group consists of those who are partly for this world and partly for religion, and are not able to withstand great trials, nor can they render important services to religion. The other group consists of those who enter through this door with full sincerity and faithfulness and in reality sell themselves in this path. I wish that God would include you in the latter group." (Letter dated 8 May 1899; facsimile in Mujahid-i Kabir, page 32) In these words Hazrat Mirza has presaged the division of his following into two groups indeed he has called it his "intention" one tainted by worldly motives and the other purely devoted to religion, and indicated that Maulana Muhammad Ali will be in the latter group". Fa'tabiruu yaa ulil abshar (QS.59:2) "Maka ambilah itu sebagai pelajaran,wahai orang-orang yang mempunyai mata". Jul 05, 2013 18:08:46 Ahmadi 2 Kutipan sebuah surat sbb. Saat ini kaum Qadiani dimana-mana selalu sibuk memamerkan kepada orang-orang agar datang kepada mereka untuk melihat pusat-pusat mereka. Betapa besar Jemaat yang mereka miliki, begitu ppula betapa besar bangunan-bangunan markasnya dll-sbgnya. Tidak ada yang baru dalam hal ini. Kami telah mendengar hal ini sejak tahun 1914, seluruh dunia mengetahui ada 600.000 orang di satu pihak dan hanya satu orang dan satu jiwa yang tulus dan saleh yang melancarkan jihad terhadap mereka demi menjaga kesucian Kalimah Toyyibah. Beliau tidak memiliki suatu apapun kecuali Allah besertanya. Kalian selalu mempunyai sumber-sumber dunia yang melimpah. Kami tidak berselisih paham tentang itu, tetapi kami hanya ingin mengajukan pertanyaan: Siapakah yang terbukti tetap teguh dalam pendiriannya ? Dan siapakah yang benar ? Pada siapakah kebenaran itu akhirnya dimenangkan ? KEYAKINAN KAMI 1. Setelah Nabi Suci Muhammad saw Allah secara sempurna telah menutup munculnya seorang Nabi, baik Nabi lama maupun Nabi baru 2. Setelah Nabi Suci Muhammad saw Malaikat Jibril tidak akan datang dengan membawa Wahyu Nubuwwat kepada seseorang 3. Jika malaikat Jibril turun dengan membawa sepatah kata saja wahyu nubuwwat kepada seseorang, hal itu bertentangan dengan dua Firman Allah yang saling berkaitan: Hari ini Aku telah sempurnakan agama bagimu( Q. 5: 3 ) dan Dia adalah Rasulullah dan penghabisan ( segel ) para Nabi ( Q. 33: 40 ) 4. Nabi Suci Muhammad saw juga bersabda: Aku Muhammad dan aku Ahmad dan aku Al Akib ( orang yang datang terakhir ) sesudahku tidak ada nabi lagi ( Bukhari, Kitab Al Manakib ) 5. Diterangi prinsip-prinsip diatas, Pendiri Gerakan Ahmadiyah tidak pernah menyatakan diri sebagai Nabi, tetapi beliau mendakwahkan diri sebagai Mujaddid yang ditunjuk oleh Allah ( Al Masih Yang Dijanjikan ) dari abad 14 Hijriyah yang telah dibangkitkan untuk menegakkan kembali keunggulaan Islam di dunia. 6. Beliau menamakan pengikutnya Ahmadi mengambil nama Nabi Suci Muhammad saw dari segi keindahannya ( jamaliahnya ) yakni Ahmad 7. Beliau menyatakan, bahwa tidak ada ayat dalam Quran Suci yang dihapus atau akan di hapus ( dimansukh ) 8. Segenap sahabat Nabi Suci Muhammad saw dan para Imam harus kita hormati 9. Adalah kewajiban rohani dalam keimanan kita untuk menerima misi kebangkitan Islam dari segenap Mujaddid ( pembaharu ) 10. Setiap orang yang menyatakan keimanannya dengan mengucapkan Dua Kalimah Syahadat La ilah ha illallah, Muhammadur Rasulullah adalah orang muslim. Pengirim. Ahmadiyya Anjumann Ishaati Islam, Fiji 12 Bau Street , Suva, Fiji 14 Agustus 1980 Jul 05, 2013 16:53:46 guest 1 Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum wr.wbr... Berikut adalah sebuah nasehat dari Hazrat Mirza Ghulam Ahmad sbb. Wahai saudaraku yang telah mengambil baiat, dan telah menjadi warga Gerakan, semoga Allah mengaruniai mu kekuatan untuk menjalankan perkara-perkara yang diridoi-Nya. Hari ini kalian kecil dalam jumlah, dan dipandang dengan penuh kebencian serta penghinaan. Saat ini kalian telah menempuh suatu cobaan. Dan sesuai dengan ditegakkannya praktik Ilahi, maka segala cara akan dilakukan untuk menyesatkan mu. Kesedihan akan ditimpakan kepada mu, dan kalian akan memikul segenap tandatanda yang mencederai serta memfitnah ini. Dan setiap orang yang menimpakan kesakitan kepadamu, melalui tangan ataupun lidahnya, dan hendaknya engkau menganggapnya sebagai pelayanan demi agama. Kalian juga akan menghadapi guncangan dari langit sehingga kalian bisa diuji dengan segala cara. Maka dengarkanlah! Sekedar logika dan penalaran tidak akan memenangkanmu, atau membuatmu berkuasa. Jangan terlibat dalam mengejek sebagai balasan atas gelombang ejekan, ataupun menyerang para penentang karena mereka menyerangmu. Karena jika engkau menggunakan metode ini, maka hatimu akan mengeras. Engkau karenanya akan terjebak dalam cakap kosong yang dibenci Allah, dan akan melihatnya dengan kebencian. Maka janganlah engkau bersikap seperti itu, karena engkau akan mendapat dua kutukan, satu dari manusia dan lainnya dari Allah. Ingatlah dengan yakin bahwa kutukan dari umat manusia, jika ini tidak timbul dari kutukan Ilahi, jelas sekali tidak ada konsekwensinya. Jika Tuhan tidak berkehendak untuk membinasakan kita, maka tak seorang pun bisa menghancurkan kita; tetapi jika Dia menjadi musuh kita, maka tak seorang pun yang bisa melindungi kita. Allah bermaksud seluruh jiwa yang tulus baik yang hidup di Eropa, Asia, ataupun belahan dunia yang lain, hendaknya ditarik kedalam Keesaan-Nya dan direngkuh bersama dalam barisan Satu Agamaâ¦. Maka berusahalah untuk meraih tujuan ini berlandaskan kerendah-hatian dan doa. Engkau hendaknya mencari pertolongan Ilahi melalui roh kudus dengan penuh pengabdian kepada Nabi Suci s.a.w., serta mensucikan pribadimu sendiri. Tak seorang pun dapat meraih kesucian diri yang sejati, kecuali melalui Roh Kudus. Untuk mendapatkan keridoan ilahi seseorang harus mencegah dirinya dari terlibat dalam kesenangan sensual. Mengikuti jejak-langkah yang serendah-hati mungkin. Jangan tenggelam dalam kesenangan duniawi, seperti seorang yang terabaikan dari Allah. Dapatkanlah keridoan Allah dengan menempuh kehidupan yang penuh dengan kesukaran dan susah-payah. Sesungguhnya duka-derita yang didambakan itu berkenan di sisi Allah, dibandingkan dengan kesenangan yang menimbulkan ketidak-ridoan-Nyaâ. Pendiri Gerakan Ahmadiyah Izala Auham, 3 September 1891, hlmn 446 Jul 05, 2013 11:16:34 Ahmadi