1/19/2013

PENGERTIAN UMMATI WA NABI

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, Apabila Hazrat Mirza Ghulam Ahmad mengakui sebagai nabi,tidaklah mungkin menyebut dirinya sebagai seorang UMMATI WA NABI ataupun seorang pengikut dalam satu aspek dan seorang nabi dalam aspek lainnya,karena kedua aspek ini hanya disatukan dalam diri seorang muhaddats (wali),seorang nabi yang hanya memiliki satu aspek kenabian saja. Beliau menulis sbb: 1) "Jadi,kenyataan bahwa dia (Masih Mau'ud) disebut sebagai pengikut (Nabi Suci Muhammad) begitu juga sebagai nabi menunjukkan bahwa ciri-ciri pengikut dan kenabian dapat ditemukan dalam dirinya,sebagaimana kedua sifat esensial tersebut merupakan sifat yang dimiliki oleh seorang muhaddats.Sebaliknya,pemilik kenabian yang sempurna hanya memiliki ciri-ciri kenabian saja. Kesimpulannya,muhaddatsiyah diwarnai oleh kedua sifat tersebut.Berdasarkan atas alasan inilah (wahyu-wahyu Tuhan) diterbitkan dalam Brahin-e-Ahmadiyya Tuhan menyebut diri hamba ini sebagai seorang ummati wa nabi (pengikut dan nabi)" (Izala-e-Auham (1891) halm.533). 2) "Aku tidaklah mungkin hanya disebut 'nabi',tetapi aku juga merupakan nabi dalam satu aspek dan seorang pengikut dari aspek lainnya" (Haqiqat-ul-Wahi (1907) hal.150 catatan kaki). 3) "Kini tidak perlu mengikuti masing-masing nabi ataupun Kitab suci yang diturunkan sebelum al-Qur'an,karena nubuwwat Muhammad s.a.w. meliputi dan mencakup seluruhannya ... Segala kebenaran yang membimbing manusia kepada Tuhan dapat ditemukan didalamnya,tidak ada kebenaran yang muncul sebelum Kitabnya dan tidak ada kebenaran baru dapat muncul sesudah Kitabnya.Oleh karena itu,berdasarkan atas Nubuwwat-nya (Muhammad s.a.w.) mengakhiri semua kenabian ... Taat kepada nubuwwat-nya ini akan membimbing manusia menuju kepada Tuhan dan mereka akan menerima kasih sayang Tuhan dan wahyu-Nya dalam jumlah yang lebih besar daripada yang diterimanya sebelum zaman Nabi Suci Muhammad s.a.w. Namun demikian,pengikut yang sempurna tersebut tidak akan disebut nabi,karena hal itu akan merendahkan kesempurnaan nubuwwat dari Nabi Suci Muhammad s.a.w. Akan tetapi,kata-kata ummati wa nabi,keduanya dapat digunakan pada diri mereka,karena kata-kata tersebut tidaklah merendahkan kenabian Nabi Suci Muhammad s.a.w." (Al-Wasiyyat (1905),hal.27 -28). 4) Islam merupakan satu-satunya agama di dunia ini yang memiliki kemurnian,jika ketaatan yang tulus dan sepenuhnya diberikan kepada Pemimpin dan Junjungan kami Nabi Suci Muhammad s.a.w.,seseorang dapat memperoleh anugerah keistimewaan menerima wahyu Tuhan.Dalam Hadits disebutkan:'Ulama ummati ka anbiyya Bani Israil,artinya 'ulama diantara pengikutku adalah seperti para nabi Bani Israil'. Dalam Hadits ini juga,para wali suci disatu pihak disebut pengikut dan dipihak lainnya disebutkan seperti para nabi" (Addendum Brahin-e-Ahmadiyya,jilid V hal.182 -84). Dalam catatan2 kutipan diatas beliau menjelaskan bahwa kalimat "seorang pengikut dari satu aspek dan seorang nabi dari aspek lainnya" memiliki arti yang sama dengan muhaddats ataupun wali dari kalangan Muslim,dan tidak mengandung arti nabi yang sebenarnya. Sebagaimana beliau ucapkan: "Saya disebut Nabi oleh Allah dalam arti kiasan (metaphore) bukan dalam arti yang sebenarnya" (Haqiqat al-Wahy,hal.14 tahun 1907). Wassalam,