5/05/2011

IMAM ZAMAN, SIAPAKAH DIA ?

 Sumber Asli
.Apakah sesungguhnya yang dimaksud dengan Imam Zaman ?

Imam Zaman adalah Imam yang sesuai dengan zamannya, dan istilah Imam Zaman yang di maksud adalah mujaddid.

Sedang zaman, yang dimaksud adalah waktu, atau masa, kurang lebih setiap 100 tahun Hijriyah. Imam Zaman abad pertama, Imam Zaman abad dua dan begitu seterusnya hingga sekarang yakni abad 15 Hijriyah.

Selain hal tersebut hendaklah dimaklumi bahwa zaman Nabi Muhammad adalah zaman terbentuknya Kerajaan Allah. Kedaulatan Illahi terbabar dengan indah pada saat Piagam Madinah terbentuk, atau awal terbentuknya khilafah Islamiyah. Sejak waktu itu mulailah kehidupan berdampingan secara damai antara penduduk Madinah, baik yang beragama Islam maupun yang bukan beragama Islam. Setelah Nabi Muhammad wafat, Kerajaan Allah berlanjut hingga lebih kurang 300 tahun, dan kemudian mulai pudar keindahan dan keagungannya karena campur tangan manusia. Tenggelam selama 1 hari dalam hitungan Allah, tapi 1000 tahun dalam hitungan manusia, dan awal abad XIV H adalah dimulainya abad Kebangkitan Islam

Perhatikanlah dalam Quran Suci, Surat 24: 55, tersirat bahwa dibawah ini adalah Janji Allah dalam firman-Nya sbb.

Allah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan berbuat baik, bahwa Ia pasti akan membuat mereka penguasa di bumi sebagaimana Ia telah membuat orang-orang sebelum mereka menjadi penguasa, dan bahwa Ia akan menegakkan bagi mereka agama mereka yang telah Ia pilih, dan bahwa Ia akan memberi keamanan sebagai pengganti setelah mereka menderita ketakutan. Mereka akan mengabdi kepada-Ku, dan tak akan menyekutukan Aku dengan apapun. Dan barang siapa sesudah itu tidak terima kasih, mereka adalah orang yang durhaka... QS 24: 55

Kiranya perlu dikemukakan bahwa ada ulama yang berpendapat bahwa dalam satu abad hanya ada satu mujaddid, namun ada juga yang berpendapat bisa lebih dari satu mujaddid. Dan juga perlu untuk dipahami bahwa tidak ada seorangpun dari para mujaddid yang dalam usahanya melakukan tajdid menginginkan gelar mujaddid dari manusia. Umumnya mujaddid adalah rendah hati, jujur dan menjadi panutan ummat. Tidak menjadi masalah bagi mereka, apakah manusia memberikan gelar mujaddid atau tidak. Dan perkiraan siapa-siapakah yang dapat dianggap sebagai Mujaddid diantara mereka, berikut ini adalah pendapat Nawab Shidiq HK,

Menurut Nawab Shidiq Hasan Khan, seorang ulama besar ( 1258 – 1307 H/1832-1889 M ), beliau telah menulis nama-nama para Mujaddid didalam kitabnya Khujajulah Karamah, halaman 135-139 sebagai berikut:

1. Umar bin Abdul Aziz, Mujaddid abad I H.
Mujaddid abad I H adalah Umar bin Abdul Aziz ( 61 – 101 H atau 680 – 719 M ). Beliau adalah cucu dari Sayidina Umar bin Khatab ra, Khalifah ke II, sahabat Rasulullah saw.

2. Imam Syafei dan Imam Hambali sebagai Mujaddid abad II H.
Yang mengaku sebagai Mujaddid atau pembaharu dari abad II H ini adalah Imam Syafei ( 150 – 204 H atau 767 – 820 M ), dan juga Imam Hambali ( 164 – 241 H atau 780 – 855 M ). Mereka berdua adalah Mujaddid abad II H.

3. Imam Abu Syarah dan Abu Hasan Al Asyari,
Mereka berdua adalah Mujaddid abad III H ( 260–324 H atau 874 – 941 M

4. Imam Abu Ubaidullah dan Imam Qadli Abu Bakar Al Baqillani
Imam Qadli wafat th 403 H. Mereka berdua adalah Mujaddid abad IV H.

5. Imam Ghazali, Mujaddid abad V H.
Mujaddid abad V H adalah Imam Ghazali ( 450 505 H atau 1050 – 1111 M ).

Buku-buku beliau telah terbit banyak sekali dan sudah diterjemahkan juga dalam bahasa Indonesia, diantaranya adalah Pembebas dari Kesesatan, O anak, Keajaiban Hati, Ihya Ulumuddin dsb-nya. Oleh karena karya buku-bukunya yang luar biasa beliau mendapat gelar Hujjatul Islam.

6. Syaikh Abdul Qadir Jaelani, Mujaddid abad VI H.

Mujaddid abad VI H adalah Syaikh Abdul Qadir Jaelani ( 470 – 561 H atau 1077 -1166 M. Beliau adalah ahli tasawuf. Bukunya diantaranya adalah Futuhul Gaib.

7. Ibnu Taimiyah ( 661-728 H atau1262-1327 M ) dan Khawaja Mu’inuddin Khisti ( 576-663 H atau 1170-1265 M ), Mujaddid abad VII H.
Dalam abad VII H juga ada dua Mujaddid, yang pertama adalah Ahmad Taqiyuddin Ibnu Taimiyah ( 661 – 728 H atau 1262–1327 M ) dan yang kedua adalah Khawaja Mu’inuddin Khisti yang wafat pada th 663 H atau 1265 M ).

8. Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani ( 773 – 852 H ), dan Saleh Ibnu Umar, mereka berdua Mujaddid abad VIII.

9. Sayid Muhammad Jonpuri ( 847-902 H ), Mujaddid abad IX H.

10. Jalaluddin As Suyuthi ( 849 – 911 H ), Mujaddid abad X H.

11. Syaikh Ahmad dari Sirhind, ( 971 – 1034 H atau 1563 – 1624 M ) dan Mujaddid Alfi Tsani, adalah Mujaddid abad XI H.

12. Syaikh Waliyullah Ad Dahlevi, ( 1114 – 1034 H / 1563 – 1624 M ) Mujaddid abad XII H.

13. Sayid Ahmad Barelvi ( 1201 – 1246 H atau 1776 – 1831 M ), Mujaddid abad XIII H.

14. Mirza Ghulam Ahmad, Mujaddid abad XIV H.

Hazrat Mirza Ghulam Ahmad telah membuat selebaran pernyataan sebagai berikut :

’Penulis surat selebaran ini diberitahu bahwa ia adalah Mujaddid pada abad ini dan bahwa keluhurannya menyerupai Al Masih Ibnu Maryam. Aku datang untuk menegakkan kebenaran Islam dan untuk meyakinkan manusia akan keindahannya dan untuk memimpin mereka kearah sumber ajaran Islam. Aku tak membawa syariat baru, Quran Suci adalah kitab suci terakhir. Kedatanganku adalah untuk mengabdi kepada Islam dan untuk menyiarkannya, dan untuk membersihkan wajah Islam dari kotoran-kotoran yang melekat kepadanya, sebagai akibat dari hiruk pikuk pikiran manusia. Aku adalah Mujaddid abad 14 Hijriyah ini. ( Surat selebaran, tahun 1885 )

Kemudian pada tanggal 24 Juni 1900 didalam Al Khakam, beliaupun menyatakan :

“Hamba yang hina ini adalah Mujaddid dalam bidang syariat dan tarekat”

Beliau selain mengaku sebagai Mujaddid ( 1885 M ) juga mengaku sebagai Masih Yang Dijanjikan ( 1890 M ), dan juga bergelar Mahdi ( 1891 M ). Selain itu, banyak umat Islam yang memberikan sebutan bahwa Mujaddid abad XIV H adalah Mujaddid Agung. Namun dengan adanya pengakuan-pengakuan yang menggemparkan tersebut dengan sendirinya timbul pertanyaan,
Apakah memang benar bahwa Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, Mujaddid abad XIV H, Masih Yang Dijanjikan dan apakah memang bergelar Mahdi ? Apakah dia bukan Pembohong ?

Apakah memang benar bahwa dia adalah seorang Imam Mahdi yang kehadirannya banyak dinantikan oleh umat manusia, khususnya bagi pencari kebenaran yang sangat mendambakan kejujuran, kebenaran dan keadilan di muka bumi ini ?

Sesungguhnya banyak sekali hal-hal yang perlu untuk dikemukakan, dan salah satu sebabnya adalah bahwa menurut Nabi Muhammad Rasulullah saw, beliaulah yang mempunyai tanda-tanda yang paling tepat untuk menerima tugas sebagai Mujaddid dari Allah SWT, yang mampu mengembalikan iman ke dalam dada pemiliknya. Selain itu, keagungan beliau juga karena selain Mujaddid, beliau juga Al Masih Yang Dijanjikan dan bergelar Mahdi.

Didalam Kitab Hadis Bukhori tertulis sebagai berikut:

Apabila iman itu didekat bintang Tsuraya ( Pleiades ), niscaya orang dari kalangan orang ini akan mencapai itu
Bukhori. 65: 67,1

Pada waktu bersabda, Nabi Muhammad saw, memegang pundak sahabat Salman al Pharisi yang berasal dari Persia. Apabila diteliti lebih lanjut, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang hamba Allah dari Punjab, yang asal usul keturunannya berasal dari Persia. Beliau mengaku bahwa dirinya adalah sebagai Mujaddid atau pembaharu pada masanya, yakni sebagai Mujaddid abad 14. Ada yang berpendapat, bahwa beliau adalah putera dari pernikahan antara keturunan Salman al Pharisi, yang menikah dengan keturunan Sayidina Husein, yakni seorang puteri dari pernikahan antara Sayidina Ali ra dengan Fatimah binti Rasulullah saw. Ternyata didalam hadis, beliau adalah keturunan dari Salman Al Pharisi, sahabat Nabi ( Bukhari, 65: 62 ). Dalam hadis lain beliau berasal dari keturunan Fatimah, putri Nabi Muhammad ( Abu Daud 35: 4, 8 dan 12 ). Beliau sendiripun telah mengungkapkan sebagai berikut:

”Maka Dia menegakkan seorang hamba dari sisi-Nya untuk tujuan kemenangan Islam ini dan untuk memperbaharui syariat yang keliru dan Dia menjadikan dia Al Masih dan Al Mahdi dari keturunan anak Persia dari segi kebapakan dan dari segi keibuan berasal dari keturunan Fatimah agar sifat Keagungan dan Keindahan budi pekerti terkumpul pada diri nya”
( Khutbah Ilhamiyah halmn 76 )

Demikianlah kiranya bahwa apabila iman sudah jauh meninggalkan hati manusia, sudah tidak dibumi lagi, namun diatas langit, dekat bintang Tsuraya, menurut Nabi Muhammad saw, yang dapat untuk mencapai dan mampu meraih iman untuk mengembalikannya ke bumi lagi, atau ke dalam dada kaum muslim pada Zaman Akhir ini adalah seorang putera dari Persia.

Dan ternyata bahwa tugas beliau sebagai Mujaddid abad 14 H tidak saja memberi banyak sumbangan pemikiran, khususnya bagi pemikir-pemikir maupun peneliti dikalangan umat Islam, namun pengungkapan beliau juga mempunyai bobot dan kreatifitas, atau mampu memberikan, atau membangunkan, atau juga memberikan suatu challenge, suatu tantangan terhadap pola pikir bagi pemikir-pemikir, dari saudara-saudara kita yang bukan muslim.

Ia mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan Ia memberi hidup kepada bumi setelah matinya. Dan demikianlah kamu akan dikeluarkan QS 30: 19

Ayat tersebut jelas sekali bahwa Tuhan memberikan kehidupan kepada siapa-siapa yang dikehendaki-Nya. Tuhan menciptakan, atau menumbuhkan kemampuan kehidupan kepada yang mati untuk hidup kembali. Ia mampu membuat yang malas dan patah harapan menjadi seorang yang ikhlas berjuang dan ikhlas berkorban, mampu membuat kehidupan gelap gulita dan dirubah menjadi kehidupan yang terang benderang.

Pembaharuan pemahaman iman adalah diatas semua hal. Reformasi atau spiritual renovasi ini, akan makin dinamis dan akan terus menuju kesadaran dan pencerahan jiwa. Jiwa yang lemah, telah kropos, telah berkarat karena polusi harus disucikan, dibersihkan dan dibangun lagi dengan benar agar jiwa makin kokoh menjadi kuat, dalam menuju cahaya Islam. Jiwa seseorang akan menumbuhkan innovasi dan kreatifitas dalam melaksanakan misi Islam, yang betul-betul diharapkan oleh Quran Suci. Firman-Nya adalah sbb:

Sesungguhnya Kami menawarkan amanat kepada langit dan bumi dan gunung, tetapi mereka menolak untuk tak setia kepada itu dan merasa takut terhadap itu, dan sebaliknya manusia tak setia kepada itu. Sesungguhnya manusia itu senantiasa lalim, bodoh. Q. 33: 72

Dan tiap-tiap orang mempunyai tujuan yang ia tuju, maka berlomba-lombalah dalam kebaikan. Dimana saja kamu berada, Allah akan menghimpun kamu semuanya. Sesungguhnya Allah itu Yang Berkuasa atas segala sesuatu Q. 2: 148

Demikianlah bahwa Mujaddid akan berusaha mengingatkan kembali ajaran-ajaran Islam, untuk melaksanakan wasiat-wasiat Rasulullah dengan tepat. Beliau juga telah membuat pernyataan,

Hendaklah diketahui ! bahwa kami tidak mendakwahkan apa-apa selain mendakwahkan sebagai pelayan Islam. ( Al Hakam, 17 Agustus 1899 )

Jelas bahwa dirinya mengaku sebagai pelayan Islam, untuk berdakwah, mengajak untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, dalam menuju ketinggian iman dan taqwa kepada Allah SWT.

15. Mujaddid abad XV H, siapakah dia ?

Sekarang sudah abad XV H, adakah seseorang yang telah mengaku sebagai Mujaddid pada abad ini ? Ada yang mengatakan Mujaddid tidak diperlukan lagi. Ada juga yang masih menunggu, berharap-harap dengan cemas, siapakah Mujaddid abad ini ? Namun adapula yang acuh tak acuh, tidak peduli akan adanya Hadis Nabi mengenai Mujaddid. Apakah ada yang dapat memberikan informasi ? Siapakah yang mengaku sebagai pembaharu pada abad 15 H ini ? Apakah alasan-alasannya ? Jelas bahwa kita dapat berdiskusi bersama-sama, mengkaji bersama-sama akan penjelasan-penjelasannya. Beberapa Firman Quran Suci dibawah ini kiranya dapat dipergunakan sebagai kriteria yang dapat dipedomani, apakah tanda-tanda Mujaddid telah berada pada diri seseorang.

Perhatikan dan renungkanlah :

Orang-orang yang mengikuti Nabi Utusan, yang ummi, yang mereka dapati tertulis dalam Taurat dan Injil. Ia menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka berbuat jahat, dan menghalalkan kepada mereka barang-barang yang baik, dan mengharamkan kepada mereka barang-barang yang kotor,dan menyingkirkan dari mereka beban mereka dan belenggu yang ada pada mereka. Maka dari itu orang-orang yang beriman kepadanya dan menghormatinya dan membantunya, dan mengikuti sinar terang yang diturunkan bersama dia mereka adalah orang yang beruntung Q. 7: 157

Allah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan berbuat baik, bahwa Ia pasti akan membuat mereka penguasa di bumi sebagaimana Ia telah membuat orang-orang sebelum mereka menjadi penguasa, dan bahwa Ia akan menegakkan bagi mereka agama mereka yang telah Ia pilih, dan bahwa Ia akan memberi keamanan sebagai pengganti setelah mereka menderita ketakutan. Mereka akan mengabdi kepada-Ku, dan tak akan menyekutukan Aku dengan apapun. Dan barang siapa sesudah itu tidak terima kasih, mereka adalah orang yang durhaka Q. 24: 55

Kamu adalah sebaik-baik umat yang dibangkitkan untuk manusia; kamu menyuruh berbuat baik, dan melarang berbuat jahat, dan kamu beriman kepada Allah. Dan jika sekiranya kaum Ahli Kitab beriman, ini lebih baik bagi mereka. Sebagian mereka beriman, tetapi kebanyakan mereka durhaka Q. 3: 109

Demikian pula tak layak bahwa ia menyuruh kamu supaya mengambil malaikat dan Nabi sebagai Tuhan. Apakah ia menyuruh kamu supaya kafir sesudah kamu muslim ? .Q. 3: 79

Kemudian, ternyata pada abad ke XV H ini telah ada seorang yang mengaku sebagai mujaddid. Beliau bernama Munir Ahmad Azim tinggal di Mauritius dan telah memproklamasikan bahwa dirinya adalah seorang mujaddid abad ini, abad XV H. Beliau menyatakan dalam proklamasinya bahwa sejak tanggal 26 Mei, dirinya diangkat Allah sebagai khalifatullah. Nama perkumpulannya adalah Jamaat ul Sahih al Islam, atau Jamaah Sahih Islamiyah. Sebelumnya beliau telah mengaku menerima petunjuk-petunjuk dari Allah SWT. Proklamasi sebagai mujaddid ditulis dalam bahasa Inggris, Arab, Jerman, Spanyol, Perancis dan Denmark. Diantara pernyataannya adalah sebagai berikut :
As from today 26 May 2008, I take Allah as my witnessthat I am also the Khalifatullah (Vicegerent of Allah) and the Imaam-e- Inquilaab of this Era. ( Khalifah Munir Ahmad Azim )


No comments:

Post a Comment