9/02/2012

MENGAPA AL-QUR'AN TAK MENYEBUT-NYEBUT DAJJAL

Assalamu'alaikum... Mungkin orang akan bertanya, jika sekiranya Dajjal dan Ya’juj wa Ma’juj adalah dua sebutan yang berlainan untuk menamakan satu bangsa, mengapa Qur’an Suci hanya menyebutkan nama Ya’juj wa Ma’juj saja, dan tak sekali-kali menyebutkan nama Dajjal? Sebabnya ialah bahwa kata Dajjal, sebagaimana kami terangkan diatas,artinya “pembohong atau penipu”, dan tak seorangpun suka disebut pembohong atau penipu, walaupun ia benar-benar seorang pembohong atau penipu yang ulung. Sebaliknya, oleh karena Ya’juj wa Ma’juj itu nama suatu bangsa, maka tak seorangpun akan merasa keberatan memakai nama itu. Bahkan sebenarnya,bangsa Inggris sendiri telah memasang patung Ya’juj wa Ma’juj didepan Guidhall di London. Inilah sebabnya mengapa Qur’an hanya menggunakan nama Ya’juj wa Ma’juj, dan tak menggunakan nama Dajjal yang artinya pembohong. Sebaliknya Kitab-Kitab Hadis menggunakan kata Dajjal,karena nama Dajjal atau Anti Christ dan ramalan-ramalan yang berhubungan dengan ini,disebutkan dalam Kitab Suci yang sudah-sudah. Oleh karena itu,perlu sekali dijelaskan bagaimana terpenuhinya ramalan-ramalan itu. Selain itu, kata Dajjal hanya menunjukkan satu aspek persoalan,yakni,kebohongan dan penipuan yang dilakukan oleh bangsa itu,baik mengenai urusan agama,maupun mengenai urusan duniawi. Akan tetapi terlepas dari sifat-sifatnya yang buruk,ada pula segi kebaikanya. 8 Dipandang dari segi duniawi, kesejahteraan materiil mereka harus dipandang sebagai segi kebaikan mereka. Itulah sebabnya mengapa dalam Hadis digambarkan,bahwa mata Dajjal yang hanya satu,yaitu mata duniawi,gemerlap bagaikan bintang. Qur’an juga menerangkan keahlian mereka dalam membuat barang-barang. Jadi julukan Dajjal hanyalah sebagian dari gambaran bangsa itu. Dalam Qur’an Suci,bangsa-bangsa Kristen disebut “para penghuni Gua dan Inskripsi” (18:9). Pandangan ini menggambarkan dua asprk sejarah agama Kristen. “Para penghuni Gua” merupakan gambaran yang tepat bagi kaum Kristen dalam permulaan sejarah mereka,karena pada waktu itu ciri khas mereka yang paling menonjol adalah hidup dalam biara. Mereka meninggalkan samasekali urusan duniawi untuk mengabdikan sepenuhnya dalam urusan agama. Dengan perkataan lain, mereka membuang dunia guna kepentingan agama. Akan tetapi pada zaman akhir,mereka digambarkan sebagai “Bangsa Inskripsi (ar-raqimi)”. Kata raqmun artinya barang yang ditulis. Kata ini khusus digunakan bagi harga yang tertulis pada barang-barang dagangan,seperti pakaian dan sebagainya. Gambaran ini mengandung arti penyerapan mereka yang amat dalam dalam urusan duniawi,fakta ini diuraikan dalam Qur’an Suci sbb:”Orang-orang yang usahanya menderita rugi dalam kehidupan dunia ini” (18:104). Jadi,bangsa Kristen yang pada permulaan sejarah mereka membuang dunia untuk kepentingan agama,tetapi pada zaman akhir,mereka membuang agama untuk kepentingan dunia,oleh sebab itu mereka dikatakan dalam Qur’an Suci sebagai “salah satu pertanda Kami yang mengagumkan”. Sabda Qur’an Suci tersenut diatas adalah gambaran yang tepat tentang kecondongan mereka kepada kebendaan. Oleh karena dalam urusan duniawi,mereka lebih maju dari bangsa-bangsa lain,maka bangsa lain itu mengikuti mereka secara membabibuta,karena terpikat oleh keuntungan-keuntungan duniawi yang dijamin oleh mereka. Jadi,bangsa-bangsa Kristen menyesatkan bangsa-bangsa lain di dunia,bukan saja dengan pengertian yang salah tentang Putra Allah dan Penebusan dosa,melainkan pula dengan cita-cita mengejar-ngejar kebendaan secara membabibuta dengan mengabaikan samasekali nilai-nilai hidup yang lebih tinggi. Oleh karena itu,dalam Hadis,mereka diberi nama Dajjal atau penipu ulung.

No comments:

Post a Comment