2/26/2012

Deklarasi Penting oleh Syed Mohammad Ahsan dari Amroha

Bismillahirrahmanirrahim

Para Sahabatku tercinta, Assalamu�alaikum wr wb. Saudara sekalian telah mengetahui dengan seksama bahwa di awal tahun 1914, ketika M Nuruddin wafat hampir tidak ada perpecahan diantara jemaat kita. Karena itu demi menjaga keutuhan dan persatuan Jemaat, saya menganggap langkah yang bijaksana bagi kita semua untuk berBaiat (Bai�at ulang, pen) di bawah tangan Mirza Mahmud Ahmad (Basyiruddin Mahmud Ahmad, BMA, pen). Pada saat itu saya tidak �ngeh� bahwa doktrin yang diyakini olehnya (BMA, pen) tengah mengalami kesesatan. Sebenarnya saya adalah yang mengusulkan supaya dia menjadi Amir jemaat. Dengan tidak membaca dengan seksama pernyataannya yang dipublikasikan dalam majalahnya Tashhizul-Izam, dan dalam rangka menghormati perbedaan, saya tadinya berpikir bahwa masalah-masalah itu hanyalah masalah kecil. Namun kemudian ketika perbedaan ini menjadi akut dan jelas, sahabat-sahabat di Lahore memberikan referensi tulisan saya sebagai hujjah mereka dari buku saya yang berjudul Sitta i-Zaruria dsb (yang ditulis setelah wafatnya Pendiri Gerakan Ahmadiyah) untuk dijadikan dalil mereka. Berkenaan dengan masalah ini saya menerima surat dari Mr Akmal Qadiyani, yang mana setelah merujuk buku saya diatas, saya diminta dalam kalimat yang panjang lebar untuk merubah keyakinan saya. Hal ini membuat saya sangat kecewa dan mulai berpikir dengan sangat serius tentang masalah ini, bahwa ketika saya diminta untuk merubah keyakinan saya, dapat diterka keadaan yang semakin memburuk akan menimpa kebanyakan orang; karena terbukti, umumnya mereka tidak berani menyuarakan hal-hal yang bertentangan dengan apa yang telah dipublikasikan oleh Qadiyani. Pada awalnya saya berusaha keras untuk menyadarkan orang-orang Qadiyani secara pribadi, kendati demikian surat saya sama sekali tidak digubris.

Disisi lain saya acapkali saya ditanyai pelbagai pertanyaan oleh banyak sahabat. Saya juga dibimbing melalui ru�yah Ilahi bahwa saya harus menegur Mirza Mahmud Ahmad secara terbuka. Karena itu saya menulis booklet yang berjudul Alqaul Al-mumajjid. Dalam buku ini saya buktikan dengan argumetasi-argumentasi bahwa doktrin yang diyakini oleh Mirza Mahmud Ahmad adalah bertentangan dengan ajaran Masih Mau�ud. Namun apa daya, tulisan saya juga tidak diburis sama sekali. Sebaliknya saya malah dibalas dengan cara yang sama, dengan mereka yang menentang kebenaran. Saya difitnah telah disuap. Untuk membantah fitnah ini saya hanya bisa mengungkapkan ilham yang diterima Masih Mau�ud yang isinya membantah tuduhan itu, sebait Ilham dalam bahasa Persia berbunyi sebagai berikut

Didalam pujian-pujian Muhammad Ahsan
Aku melihat dia telah meninggalkan keduniawiannya

Saya mengatakan ini didalam Rahmat Ilahi dan dalam rangka membantah fitnah yang dituduhkan kepada saya. Selain itu juga dikatakan saya telah tidak waras lagi. Selama empat atau lima bulan terakhir Mir Nasir Nawab (Mertua Mirza Mahmud Ahmad) sangat sibuk menyebarluaskan fitnah ini di kalangan Jemaat Ahmadiyah Qadiyani untuk melawan saya. Saya mengungkapkan hal ini untuk membuktikan bahwa teguran saya tidak mengubah Mirza Mahmud Ahmad. Mirza Mahmud Ahmad tidak hanya mengabaikan teguran saya, malahan seluruh Jemaat Ahmadiyah Qadiyani juga dilarang untuk membaca buku saya tersebut.

Sekarang saya berkeinginan untuk menyatakan bahwa saya terbebas dari segala bentuk tanggung jawab. Selama hayatnya Masih Mau�ud acapkali menyuruh saya untuk mempublikasikan hal-hal yang berkenaan dengan nikmat yang di terimanya, hal ini menegaskan Ilham Ilahi tersebut diatas. Bila hingga kini saya masih berdiam diri, saya takut mempertanggung jawabankannya dihadapan Allah karena permasalahan yang besar sedang merusak ajaran sejati Masih Mau�ud dan juga merusak ajaran Islam. Saya menjelaskan permasalahan ini karena teguran saya tidak membuat Mirza Mahmud Ahmad berubah. Dan menurut suatu Hadits, �bahwa seseorang yang tidak menyampaikan kebenaran merupakan kawannya Setan�. Saya juga takut bila diamnya saya ini merupakan sumber kesesatan bagi yang lain. Oleh karena itu saya pribadi dengan Ridho Allah dan rasa taqwa di hadapannya, saya membuat pernyataan ini bahwa Mirza Mahmud Ahmad tidak layak lagi untuk menjadi Khalifa atau Amir dari Jemaat Masih Mau�ud karena dia tetap �kekeh� terhadap keyakinannya yang salah. Karena itu, melalui pernyataan ini, dan dengan memberhentikannya dari jabatan kepemimpinan (Khilafat) yang keadaan ini merupakan suatu opsi dan bukan politik, maka saya terlepas dari segala bentuk pertanggungjawaban dihadapan Allah dan Manusia. Saya menyatakan keluar dari ketaatan, yang menurut diktum �Tidak ada ketaatan kepada mahluk dalam hal yang bertentangan dengan Sang Khaliq�. Juga bertentangan dengan Qur�an Suci ayat: �Ia berfirman: Sesungguhnya Aku akan membuat engkau menjadi pemimpin bagi manusia. (Ibrahim) berkata: Dan pula dari keturunanku? Ia berfirman: Janji-Ku tak mencakup orang-orang lalim�

Saya berkeinginan untuk memberitahukan kepada Jemaat Ahmadiyah bahwa doktrin dari keyakinan Mirza Mahmud Ahmad adalah sbb:
1. Bahwa seluruh Muslim yang telah bersyahadat dan menghadapkan wajahnya kekiblat ketika Shalat adalah diluar Islam
2. Bahwa Masih Mau�ud adalah benar-benar seorang nabi dan kenabian yang sempurna bukan dalam artian Nabi yang tidak sempurna atau Juz�i Nubuwwat yang bermakna seorang Muhaddats (yakni yang kepadanya Tuhan bersabda meskipun bukan nabi)
3. Bahwa ramalan yang terdapat dalam Qur�an Suci yang berbunyi Ismuhu Ahmad ditujukan kepada Hazrat Mirza Sahib (Imam Ghulam Ahmad, pen) dan bukan ditujukan Nabi Suci Muhammad saw.

Seluruh doktrin tersebut adalah sumber kerusakan didalam agama Islam, dan merupakan tugas setiap Ahmadi untuk berdiri dan menentang doktrin tersebut.

Sekarang, segala perbedaan pendapat tersebut tidak dapat dianggap sebagai masalah kecil melainkan doktrin tersebut menghantam prinsip yang sakral dalam Islam dan juga merusak ajaran sejati Masih Mau�ud

Saya juga berkehendak memberitahu kawan-kawanku sekalian bahwa mayoritas yang duduk di Sadr Anjuman, yang diangkat langsung oleh Masih Mau�ud, juga menganggap doktrin tersebut diatas adalah tidak benar dan sesat. Dari 12 anggota yang masih hidup tujuh diantaranya telah menyatakan secara terbuka bahwa dia tidak bertanggungjawab atas doktrin tersebut dan kemungkinan lebih dari satu diantara lima lainnya juga tidak setuju dengan doktrin Mirza Mahmud Ahmad. Saya mengatakan hal ini atas rahmat dan karunia Allah, lagi pula bila tidak ada seorang anggota dari Jamaat Lahore yang bersama saya, saya tidak akan perduli sama sekali, saya diajarkan do�a oleh-Nya � Wahai Tuhan jangan tinggalkan daku�
Namun terlepas dari kenyataan atas kesesatan Doktrinnya, doktrin tersebut merupakan suatu sumber bencana yang dahsyat dalam Islam, sebelumnya telah terjadi perubahan besar yang lebih buruk dalam administrasi yang berkenaan dengan hubungan kekhalifahan. Karena itu, melalui pernyataan ini, saya melepaskan diri saya dari segala permasalahan ini.

(Sd.)Syed Muhammad Ahsan, of Amroha

(Diterjemahkan dari Urdu)
Tanggal 24 Desember 1916

http://aaiil.org/text/books/mali/twosectionsahmadiyyamovement/twosectionsahmadiyyamovement.pdf

* Pertanyaan tentang perubahan dakwahan Pendiri (Imam Ghulam Ahmad, pen), merupakan tema utama dari pamplet ini. Berkenaan dengan masalah ini, kesaksian berikut ini adalah dari salah seorang murid Pendiri yang paling senior dan paling pintar dan pada awalnya penganjur Mian Mahmud Ahmad sebagai Khalifa , Deklarasi ini sangat mengesankan karena terbukti secara gamblang bahwa perubahan disebabkan oleh pemimpin Rabwah (Qadiyani, pen) lalu dia meminta pengikutnya untuk membuat perubahan yang sama dalam keyakinannya.

** Syed Sahib merupakan seorang ulama dan sahabat senior dari Masih Mau�ud (Imam Ghulam Ahmad, pen). Ke �alim-annya dan keshalehannya yang tiada banding ini kerap kali menjadikan Masih Mau�ud menyuruh dia menjawab point-point diskusi yang berkenaan dengan agama, dan Masih Mau�ud bertanggung jawab penuh atas segala tulisannya. Berdasarkan riwayat suatu hadits dinyatakan bahwa Al-Masih akan turun bersama 2 malaikat dipundaknya, Syed Mohammad Ahsan dianggap oleh Jemaat Ahmadiyah sebagai salah satu dari dua malaikat tersebut hal ini berdasarkan pernyataan dari Pendiri (Imam Ghulam Ahmad, pen) untuk memperkuat hadits Nabi Suci tersebut. Dan juga kebaktian dan pengorbanan merupakan jasanya yang tidak diragukan lagi, karena itu dia mendapatkan pujian melalui wahyu Ilahi yang diilhamkan kepada Masih Mau�ud, yang dikutip didalam deklarasi tersebut.

No comments:

Post a Comment